Friday, June 27, 2014

Permasalah Glidecam KW

Problema besar Camera Stabilizer adalah pada Gimbal-nya. Glidecam sebagai brand besar sudah mengetahui dan menyempurnakannya. Gimbal pada Camera Stabilizer umumnya terdiri dari 1 buah bearing besar agar pole bisa bergerak memutar. Selain itu terdapat 3 sd 4 bearing kecil yang mengikat bearing utama tersebut dengan tuas/ handle. Fungsi dari 3 sd 4 bearing kecil ini adalah meminimal gesekan ke atas-dan kebawah. Sehingga bila kita kita berjalan menaiki tangga, guncangan dapat teredam.

Lantas Bearing apa yang biasa dipakai oleh glidecam KW ? Jawabannya adalah bearing yang biasa dijumpai dipasaran yang biasanya digunakan dalam mesin/roda. Biasanya merek NTN kalau buatan Jepang. Kalau di Jakarta bisa di dapat di Glodok. Apakah bearing ini bisa digunakan untuk Camera Stabilizer ? jawabannya Bisa namun terkadang perlu penyesuaian.

Oke skip dulu pembahasan tersebut, kita kembali ke permasalahan glidecam KW milik saya. Seiring berjalannya waktu, semakin lama saya menggunakan Glidecam KW saya, saya mulai menyadari ketidak sempurnaannya. Saya menyadari bahwa camera stabilizer saya tidak memiliki yang namanya The stability of Balance.



Glidecam 2000 pro milik kantor, dengan mudah mendapatkannya. Saya sadar, sejak pertama kali beli, glidecam kw saya tidak bisa balance seperti video diatas. Ada apa gerangan ? Dugaan saya adalah Bearing yang seret.

Kembali kepermasalahan gimbal, pada Glidecam terdapat 4 baut untuk meng-adjust gimbal tersebut. sedangkan pada Glidecam KW setahu saya belum ada yang menerapkan teknologi ini.



Tapi Camera Stabilizer lainnya yang memiliki reputasi lumayan baik pun tidak memiliki fitur ini. Flycam, Wondlan, Laing, tidak bisa diadjust gimbalnya. Makanya teliti sebelum membeli.

Ok Next saya akan menceritakan bagaimana menghadapi bearing pada glidecam KW


Thursday, June 26, 2014

Beberapa Terminologi Camera Stabilizer

Beberapa orang (termasuk saya) sering lupa dengan beberapa istilah posisi dalam camera stabilizer. Video ini sudah sering saya tonton, tapi tetep aja lupa istilah-istilahnya.
Daripada saya kesulitan nyari, dan mungkin beberapa pembaca juga memerlukannya, jadi saya posting di sini saja hehe...



Untuk Low Mode Don Juan kayaknya susah banget kalo gak pake smooth shooter...
Don Juan aja rada-rada susah...

Kamera Stabilizer Untuk Semua

Karena sesuatu dan lain hal saya gak bisa kasih tahu camera stabilizer lokal mana yang saya pinang. Dengan harga yang relatif sama sekitar 1/3 dari harga Glidecam HD2000, saya rasa inilah yang namanya kamera stabilizer untuk semua. 

Pengalaman membeli produk lokal ini lumayan mengecewakan pada awalnya. Ada baut yang dol antara pole dan head quick release-nya, dan baut pengunci yang coplok untuk mengunci micro adjustment-nya pula. Walaupun sudah saya kembalikan dan diperbaiki (tentu saja biaya pengiriman ulang saya yang menanggung) dan tidak lama setelah itu baut pemberat bawah (antara pole dan botom plate)dol juga. Untuk masalah ini akhirnya saya kasih power glue, sampai sekarang aman aman saja.

Beberapa kali saya main-main ke UI depok di dekat balairung. Saya mengajak istri dan anak saya tercinta untuk menjadi model dalam belajar camera stabilizer. Memang alat mahal saja tidak cukup, untuk menjadi master dalam menggunakan camera stabilizer. Diperlukan sekitar 60% kemampuan individu, sedangkan 40% nya adalah kualitas dari alat tersebut. 60% diperoleh dari Jam Terbang latihan dengan camera stabilizer, tapi bila tidak ditunjang dengan alat yang prima, seperti keseimbangan horizontal, vertikal, dan drop time yang tepat, dan tingkat presisi dan kualitas camera stabilizer, Maka hasilnya juga tetap tidak sempurna. Bahkan Devin Supertramp bisa menghasilkan karya yang sefenomenal saat ini karena ia memiliki 9 tahun jam terbang dengan Glidecam HD nya.

Berikut ini adalah hasil dari main-main saya pada hari Sabtu pagi di taman dekat perpustakaan UI.



Bah... kalau saya lihat hasil master shoot saya, masih jauh sekali dari kata sempurna. Gue benci banget ngelihat shoot yang masih sering goyang ke kiri dan ke kanan. Kayak perahu oleng kena ombak samping. Sekarang sudah sampai tingkat putus asa tentang gimana memperbaikinya. Padahal semuanya udah seimbang, vertikal, horizontal, droptime, udah pas. Kenapa ya ? Dugaan gue adalah Guiding Hand gue terlalu kenceng nahan pole-nya. Sehingga justru mengakibatkan oleng ke kiri dan ke kanan.

Oke FYI aja untuk masalah istilah, dalam camera stabilizer diperlukan 2 tangan untuk pengoprasiannya. Tangan pertama bertugas menahan beban dari gimbal, yang disebut "Holding Hand", dan tangan satunya bertugas agar pole berada pada posisi ke arah subyek yang akan di shoot inilah yang namanya "Guiding Hand". Untuk orang yang Tidak Kidal, biasanya Holding Hand adalah tangan kanan, Guiding Hand adalah tangan kiri.





Oya kemudian video ini saya kirimkan ke Bebelac, karena kebetulan anak saya susunya Bebelac dan saat itu sedang ada lomba video dengan tema kasih sayang ibu dengan anaknya. Dan tanpa diduga video yang tak sempurna ini menjadi salah satu dari 5 pemenang Bebestar tahun 2013. Wow Wow Wow... mungkin saja saya yang terlalu kritis dengan diri saya sendiri. Tapi namanya tidak puas yah tidak puas. Saya masih belajar membuat gambar yang sempurna.



Glidecam Ori VS Glidecam KW

Bukan orang Indonesia namanya kalau nggak punya banyak akal. Hehe. Tapi yang gue omongin disini bukan sisi negatifnya loh. Karena Camera Stabilizer sebenernya adalah perlatan yang sebenernya dapat dibuat di tempat bubut yang memiliki mesin CNC. Tapi yang ngerjain harus orang yang ngerti dasar-dasar camera stabilizer juga, Kalo nggak bisa kacau. Karena Tingkat  presisi pembuatan adalah hal yang paling penting. Di luar negeri seperti Tiongkok juga banyak menciptakan Handheld Camera Stabilizer dengan kualitas beragam, mulai dari buruk hingga lebih baik dari pada buatan Glidecam. Laing P04 adalah salah satu Glidecam KW dengan build quality lebih baik dari yang orinya. Bukan kata saya loh tapi katanya Nitsan Simantov.




Nama Steadicam, dan Glidecam sebenernya adalah nama brand dari Camera stabilizer. Kalau mau buka-buka wikipedia tentang steadicam, Garett Brown lah yang pertama di dunia menciptakan sistem stabilisasi pada kamera. Kemudian Glidecam menyusul dengan peralatan yang lebih murah dan lebih ringkas. Jadi sebenarnya Glidecam adalah Steadicam KW, wkwkwk... Oya, Glidecam itu juga nggak melulu sebagai camera stabilizer, karena mereka banyak juga membuat Camera Cranes, Remote Head, Slider, dan lainnya. Silahkan lihat webnya kalo gak percaya



Untuk di Indonesia sendiri yang membuat handheld stabilizer dengan kualitas yang cukup baik adalah Budi Jangkung yang udah mulai bikin sejak tahun 2011 (lihat tritnya), Alfa Jib (Lihat Tritnya), S3 (Lihat facebooknya), selebihnya saya kurang tahu atau memang saya kurang teliti lihat hasil mbah google. Ketiganya saya pilih karena mereka sudah menggunakan sistem micro adjustment knob seperti camera stabilizer merk Glidecam seri HD. Dan proses pembuatannya sudah fabrikasi (CMIIW) sehingga hasilnya lebih rapih dan akurat.

Lantas Manakah yang akan saya pilih ? Tulisan ini masih akan  berlanjut... 


Lagi Lagi Racun...

Okelah gue nggak bodoh bodoh amat megang Glidecam, tapi juga nggak pinter-pinter amat sih. Itulah yang gue rasain hingga hari ini. Nah Sekitar setahun yang lalu tahun 2013 gue mulai berasa kalau gue mau pinter pake Glidecam, kayaknya gak mungkin deh gue berharap dari latihan Glidecam di kantor doang. Karena namanya ngantor pasti kita sibuk sama segala sesuatu yang menjadi kewajiban kita. Salah satu kewajiban gue yang lumayan berat adalah ngedit dan grading video biar bisa lulus Quality Control nya Metro TV.

Nah suatu hari saat ngaskus, gue ketemu kaskuser yang id nya Visualancer yang jualan video tutorial cara make Glidecam. Tentang Art of flying.  Kira-kira begini materinya:





Woow, gue kagum banget waktu itu ternyata banyak sekali gerakan-gerakan glidecam yang gue baru tahu.

Awalnya gue cuma tahu Glidecam itu cuma untuk Walking Shoot, Running Shoot, 360 degrees Shoot, ternyata ada juga Tilt Back and Drop dan Tilt down and Release. Sadar betapa ceteknya ilmu camera stabilizer gue, akhirnya tanpa pikir panjang langsung gue order sama kaskuser tersebut.

Setelah barangnya dateng, gue memutuskan untuk beli Glidecam, ya Glidecam, yang mungkin kelak jadi istri kedua gue dirumah dan istri pertama gue saat shooting. Tapi kalau buat kocek pribadi, glidecam HD 2000 kok terasa berat juga yah. Begitu gue search di google ternyata banyak juga orang Indonesia yang membuat kamera stabilizer dengan bentuk serupa tapi tak sama dengan Glidecam...

Bersambung !

Wednesday, June 25, 2014

My Glidecam Gurus

Saya belajar glidecam hanya bermodalkan bantuan dari mbah google dan video dari om Yusup (youtube.com) banyak yang menjadi guru sekaligus inspirator saya. Seperti Devin Graham / Devin Supertramp, Nitsan Simantov yang mengajarkan cara membongkar bearing (laher) glidecam agar lebih smooth, kemudian tentu saja channel video dari glidecam 

Untuk Davin Supertramp saya sangat menyukai karyanya disaat dia membuat video klip Crystallize - Lindsey Stirling yang telah ditonton 97 juta ummat. Bahkan di forum glidecam.com video ini telah di pinned--atau kalau di kaskus di sticky--di sub forum Glidecam Product Discussion



Davin Supertramp adalah glidecam guru saya, dia bahkan sering menggunakan kamera canon 1D C yang body only saja mencapai 1,5 KG dengan menggunakan glidecam HD 4000 tanpa menggunakan arm brace. Buset Dah saya pake kamera dengan total beban 1,2 kg aja udah ampun-ampunan kok. Sebenarnya banyak sekali video Devin Supertramp ini di youtube, Anda bisa mengklik ini untuk menuju ke youtube sitenya. Tidak hanya Canon, RED Camera bahkan Phantom Camera pun dengan santai diajak menari dengan glidecam oleh si Davin ini. 
Arm Brace agar memikul berat glidecam tidak pegel tapi kok harganya lumayan bikin manyun yah 

Kemudian Nitsan Simantov, dia memberi tahu cara yang nyeleneh tentang mengganti oli bearing / laher dari gimbal. Namun dia mengingatkan kalau cara tersebut Sangat Tidak Direkomendasikan oleh Glidecam corp. Namun bagi pengguna DIY glidecam, atau glidecam KW Buatan Indonesia (saya juga punya satu) cara ini sangat membantu, karena biasanya laher yang dipakai sebagai gimbal dari glidecam tersebut adalah bearing kendaran bermotor. Bearing ini menggunakan gemuk lengket agar bearing lebih awet. Namun Bearing untuk glidecam tidak memiliki tingkat stress yang tinggi dibanding penggunaannya di dalam mesin kendaraan bermotor. Tips ini sangat membantu sekali setidaknya pada glidecam KW saya hahaha...



Oke sekian dulu dari saya, nanti kalau ada waktu saya update lagi.


Perkenalan dengan glidecam

Hai... nama saya mdfaisal. Sebenarnya awal saya mengenal camera stabilizer saat saya masih bekerja di tv swasta sekitar tahun 2001. Pada saat persiapan shooting acara varity show music, tim produksi menambahkan steadicam unit. Pertama kali saya sangat amazed banget sama benda ini. Gak cuma dengan menggunakan alat ini seolah-olah kita memakai jubah Iron Man, dengan alat ini pun dia menjadi pahlawan penyelamat dengan menghasilkan gambar yang fantastis. Gabungan pendekatan handheald camera dengan gerakan smooth seperti dolly.


Gambar Hanya ilustrasi saja
Setelah itu saya pun mulai mencari tahu alat itu namanya apa, cara kerjanya seperti apa, dan lainnya. Kemudian dengan uang tabungan saya, saya membeli buku-buku di amazone.com tentang cinematography dan steadicam tentu saja. Saya bahkan mendaftar untuk kursus 3 bulan di Australia untuk mempelajari 16 mm film camera dan Steadicam sekitar tahun 2004. Namun sayang karena saya gak dapet visa akhirnya gagal mempelajari alat ajaib yang bernama steadicam ini.

Namun passion tersebut ternyata tidak hilang begitu saja. Seiring berjalannya waktu, ternyata munculah Glidecam yang harganya jauh lebih murah dari Steadicam. Dan dengan menculnya trend DSLR Videography dan juga kamera video yang semakin menciut ukurannya, maka jubah Iron Man Glidecam ini tidak mutlak dipakai. Jubah Ironman ini namanya Smooth Shooter, yang harganya 16 jutaan di tokocamzone.com

Kemudian tahun 2012 saya bergabung di ring of fire adventure. Disinilah saya mulai belajar menggunakan Glidecam 2000 Pro (Non Micro adjuster) dan Smooth Shooter. Walaupun main job desk saya sebagai video editor dan colorist, beberapa kali saya mendapat kesempatan untuk menggunakan jubah iron man tersebut. Dengan kemudahan youtube saya mempelajari cara-cara menyeimbangkan vertikal, horizontal, serta drop test yang diperlukan waktu 2 sd 3 detik saja. 

Blog ini adalah catatan bagaimana saya belajar kamera stabilizer (glidecam) from scratch to something... Hingga detik tulisan ini saya buat, saya bahkan belum dapat menyempurnakan teknik shooting menggunakan glidecam. Tapi saya masih memiliki semangat besar untuk memperbaikinya....  Stay Tuned !!!

About Me

Powered by Blogger.